downloadSobat AeR pasti sudah tidak asing dengan negeri yang dikenal dengan negeri Sakura bukan,,,? Disini AeR sajikan info menarik seputar kaum Muslimin disana Sob. Sekalipun jumlah Muslim di Jepang masih kecil, namun kian berkembang pesat. Diperkirakan jumlahnya sekitar 110.000 hingga 120.000 orang.

Meskipun Islam dianggap agama terbesar kedua setelah Katolik, jumlah Muslim Jepang masih kecil dibandingkan dengan di AS, di mana 2.454.000 muslim hidup atau di Inggris di mana sekitar 1.647.000 Muslim, menurut laporan Pew Research center pada tahun 2009. Menurut penelitian yang dilakukan Hirofumi Tanada, profesor ilmu kemanusiaan di Universitas Waseda Tokyo mengatakan, ada 58 masjid di Jepang pada April 2009, dua lagi baru didirikan baru-baru ini, hingga totalnya 60 masjid.


Dalam Sehari, 10 Warga Negara Jepang Masuk Islam
Selain masjid, menurutnya, terdapat lebih dari 100 mushola atau tempat-tempat sholat sementara yang tersebar di seluruh negeri. Tanada menjelaskan, Islam masuk ke Jepang sekitar awal tahun 1920-an, ketika ratusan Muslim Turki beremigrasi dari Rusia setelah Revolusi Rusia 1917. Pada akhir 1930-an ada sekitar 1.000 Muslim dari berabagai asal-usul, kata Tanada. Gelombang berikutnya datang pada 1980-an, ketika gelombang pekerja migran dari Iran, Pakistan dan Bangladesh datang.

“Saya percaya perhatian masyarakat akan Islam terus meningkat,” kata Tanada.
Tanada yang telah melakukan penelitian terhadap banyak komunitas Muslim di Jepang menambahkan, ada beberapa faktor yang membantu peningkatan jumlah populasi Muslim di Jepang, termasuk pertukaran mahasiswa di Jepang dengan universitas lain di beberapa negeri Muslim, disamping migrasi para pemilik usaha dan pekerja Muslim yang telah menyebarkan Islam. “Ada banyak orang Islam yang telah menikah dan menetap dengan keluarga mereka di Jepang, dan mereka ingin memperdalam pertukaran dengan komunitas mereka. Dan mereka ingin lebih banyak lagi orang memahami agamanya,” tandas Tanada.

Dr. Zakaria Ziyad, kepala Lembaga Kaum Muslimin (LKM), di Jepang mengungkapkan, Islamic Center yang terletak di ibukota Jepang, Tokyo tengah merintis pendirian sekolah Islam pertama di Jepang. Ia menambahkan, sebagian data statistik menunjukkan, dalam sehari, sekitar 10 WN Jepang masuk Islam. Dalam wawancaranya dengan surat kabar ‘Khaleej’ yang terbit di Emirat, Ziyad, mengatakan, saat ini telah dibeli sebidang tanah di dekat Masjid Terbesar di Tokyo. Rencananya akan didirikan sebuah sekolah di areal tersebut. Ziyad, yang mengajar sebagai dosen di Tokyo University dan juga ketua Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) di Jepang menyiratkan, kaum Muslimin di Jepang selalu ragu-ragu untuk membangun masjid. Akibatnya, di seantero Jepang baru ada sekitar 50 buah masjid saja yang harus melayani ribuan kaum Muslimin. Padahal, konstitusi Jepang menyatakan tidak ikut campur dalam permasalahan keyakinan agama.

Bagaimana dengan Islam di negeri kita Sobat AeR??? Semoga kita sebagai bagian dari Muslim terbesar dunia (Indonesia) selalu dalam hidayah-Nya sehingga semangat fastabiqulkhoirot kita tidak kalah dengan kaum muslimin minoritas di Jepang dan negeri-negeri lainnya di dunia. Jangan sampai kita hanya menjadi penduduk mayoritas yang lemah, yuk sobat kita tunjukkan pada dunia kita adalah muslim yang hebat dengan banyak menimba tsaqafah Islam dan mengamalkannya. Amin.

Banyak da’i yang didatangkan dari negara-negara Arab untuk kebutuhan dakwah Islam, namun kebanyakan mereka tidak menguasai bahasa Jepang. Zakaria mengingatkan, negeri Sakura tersebut amat memerlukan seorang Mufti yang bersedia tinggal di tengah kaum Muslimin di Jepang agar dapat memberikan fatwa agama yang benar kepada mereka. Ziyad mengatakan, masyarakat Jepang tidak menyimpan rasa benci terhadap Islam ataupun kaum Muslimin. Belum pernah terjadi, ada seorang Muslim yang mengalami kesulitan atau masalah, baik ia seorang WN pribumi Jepang maupun warga pendatang. Ia menyiratkan, pemerintah dan rakyat Jepang memberikan kaum Muslimin kebebasan total dalam menjalankan syiar agama mereka. Ia juga mengatakan, Islam masuk ke Jepang sudah sejak 200 tahun lalu melalui para pedagang Muslim.

~Ar Rayyan Edisi Desember 2014~